Wednesday, August 18, 2010

prospek ikan bilis

Marketing : Adit (0812 662 4523) CV Radewa Solusindo






Sepintas bentuknya mirip teri namun ikan bilih memiliki ukuran yang lebih besar dibandingkan teri yaitu berukuran antara 6-12 cm. Selain memiliki sensasi rasa yang lezat dan gurih seperti teri, ikan bilih juga dapat dimakan dari kepala hingga ekor. Siapa sangka ikan bilih yang dikenal dengan nama ilmiah Mystacoleucus padangensis ini dalam bahasa minang bilih berarti iblis. Ikan bilih menjadi daya tarik yang dimiliki oleh Sumatera Barat karena bilih merupakan salah satu jenis ikan endemik yang hanya dapat dijumpai di Danau Singkarak. Berdasarkan catatan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Barat, tangkapan ikan bilih tahun 2008 sebesar 961 ton atau 11,25% dari total tangkapan di perairan umum.

Sambil menikmati teduhnya pemandangan Danau Singkarak tak lengkap rasanya bila tidak mencicipi ikan bilih yang renyah di lidah. Di tepian danau banyak terdapat kedai yang menjual ikan bilih untuk dimakan atau dibawa pulang. Harga ikan bilih di kedai memang sedikit lebih mahal jika dibandingkan membeli dari pengolahnya langsung. Harga ikan bilih di kedai berkisar antara Rp80.000-90.000 per kg. Namun, hati-hati bila hendak membeli, salah-salah ikan bilih yang anda beli bukanlah bilih asli Singkarak tetapi bilih dari Danau Toba yang ukurannya lebih besar dan ditempat asalnya dikenal dengan nama ikan pora-pora. Menurut penduduk setempat, ikan bilih dari mahninjau memiliki cita rasa khas dan lebih nikmat dibandingkan ikan pora-pora.

Sebagai bahan pangan, daging ikan bilih (Mystacoleusus padangensis) yang hidup dan berkembang biak di Danau Singkarak, Kabupaten Solok dan Tanah Datar, Sumatera Barat adalah sumber protein, lemak dan vitamin yang baik dan prospektif sehingga bisa menjadi pilihan tepat sebagai sumber pangan alternatif untuk masa depan. Seluruh bagian ikan bilih dapat dimakan. Kepala ikan bilih banyak mengandung protein untuk pembangun dan perlindungan sel-sel tubuh yang rusak. Disamping itu mengkonsumsi ikan bilih dapat menurunkan resiko terkena kolesterol.

Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Barat

Pengolah Bilih
Ikan bilih tidak hanya sekedar ikon Danau Maninjau tetapi juga telah menjadi sumber rezeki bagi nelayan di sekitar danau. Menurut Asnimar, ketua Kelompok Pengolah Ikan Ompas Baringin Jaya, setidaknya ada sekitar 400 KK di Kab Tanah Datar menggantungkan hidupnya dari mencari ikan di Danau Singkarak. Ompas Baringin Jaya berdiri sejak 27 April 2006 terdiri dari 24 orang pengolah dan 23 nelayan. Ibu-ibu bertugas mengolah hasil tangkapan dari suami-suami mereka.

Rata-rata dalam sebulan Ompas Baringin Jaya (OBJ) mampu memproduksi hingga 350 kg ikan bilih kering. Ada 7 jenis produk dari bahan baku ikan bilih yang dihasilkan oleh kelompok ini yaitu bilih goreng (Rp50.000/kg), serundeng bilih (Rp70.000/kg), bilih kering (Rp45.000/kg), bilih salai (Rp100.000/kg), randang pensi (Rp80.000/kg), bilih kering jemur (50.000/kg) dan pangek bilih (Rp80.000/kg). Olahan ikan bilih produksi OBJ dijamin lezat karena menggunakan bumbu-bumbu alami dan tanpa bahan pengawet. Tidak hanya dipasarkan sebatas wilayah Sumatera Barat, produksi olahan ikan bilih OBJ juga dipasarkan ke provinsi lain seperti DKI Jakarta, Surabaya dan Kalimatan Barat.
Herman Kando pemilik usaha pengolahan bilih dengan merek “Bilih7Muaro” dalam satu bulan rata-rata memproduksi ikan bilih kering sebanyak 100-140 kg per bulan. Menurutnya, meskipun tanpa ditambahkan bahan pengawet ikan bilih dari Danau Singkarak dapat bertahan mutunya hingga tiga bulan lamanya dalam kemasan. “Bilih7Muaro” dipasarkan ke wilayah Jakarta, Bandung dan Batam. Pasokan ikan bilih untuk wilayah Bandung sebesar 40 kg per bulan, DKI Jakarta sebesar 40 kg per bulan dan Batam sebesar 20 kg per minggu. Ia mematok sebesar Rp70.000 untuk setiap kilogram bilih kering yang dijualnya, “harga tersebut sudah termasuk ongkos kirim,” ucapnya.

Kendala
Kendala yang dihadapi oleh pengolah ikan bilih adalah ketersediaan bahan baku. Menurut nelayan, saat ini tangkapan ikan bilih jauh berkurang dibandingkan tahun-tahun sebelumnya karena tangkapan berlebih, mata jaring nelayan semakin kecil dan maraknya penangkapan menggunakan bom yang merusak habitat ikan bilih. Sebagai ikan endemik Danau Singkarak, ikan bilih belum dapat dibudidayakan diluar habitat aslinya. Oleh karena itu, mari bersama menjaga kelestarian Danau Maninjau agar tetap bisa menikmati kriuknya ikan bilih.

edited by Adit J


Contact Person : Adit (0812 662 4523) CV Radewa Solusindo

No comments:

Post a Comment