Wednesday, August 18, 2010

prospek ikan betutu


Peluang Investasi di Bidang Pembenihan dan Pemasaran Ikan Betutu (
Oxyeleotris Marmorata Blkr) di Kalimantan Tengah

Benih merupakan bagian utama dalam budidaya ikan. Pada tingkatan yang
sederhana benih ikan dapat diperoleh dari hasil penangkapan di periakan
umum, sedang pada tingkat yang lebih maju dapat diperoleh dari hasil
pembenihan ikan milik petani (swasta) maupun dari Balai Benih Ikan (BBI)
milik Pemerintah.
Ikan Betutu / bakut (Oxyeleotris marmorata) atau marbled goby alias ikan
bodoh / malas terbilang ikan konsumsi mahal, namun belum ada yang sangat
serius mengelola pembenihannya, akibatnya perkembangbiakannya sangat
menghawatirkan, sehingga populasi dari tahun ke tahun semakin menurun.
Kondisi ini perlu segera dicari solusinya agar ikan betutu bisa
ditingkatkan jumlahnya, apalagi dengan harganya yang tinggi ini, maka
banyak orang yang lebih suka memburunya, akibat diburu inilah semakin
mempercepat kemusnahannya.
Pasokannya sampai saat ini masih kurang karena mengandalkan tangkapan dari
alam sehingga dikhawatirkan sudah terjadi over fishing atau melebihi
tingkat produksi alam yang normal. Bila ikan betutu terus ditangkapi
akibat permintaan dan harga jual yang tinggi, lama kelamaan populasinya
akan menjadi langka. Budidaya mencakup kegiatan produksi benih dan
pembesaran ikan betutu merupakan suatu alternatif rasional yang harus
ditempuh.
Ikan betutu sebagai ikan air tawar, banyak ditemukan diperairan Kalimantan
Tengah. Habitatnya meliputi air tawar dan payau, sungai-sungai yang tidak
jauh dari muara atau pantai, berarus tenang dan berlumpur, rawa serta
danau dengan dasar berlumpur, ia senang terbenam dicelah dan termasuk ikan
labirin karena mampu hidup diperairan yang keruh dengan bantuan
lembar-lembar labirin pada lapis insangnya.

Latar belakang

Konsumen utama Betutu adalah masyarakat luar dari Kalimantan Tengah,
terutama Pulau Jawa melalui penjualan ke restoran berbintang dengan harga
yang menggiurkan dan juga merupakan komoditas ekspor dengan Negara tujuan
Amerika Serikat, Cina / Hongkong, Australia, Singapura, Malasia dan Negara
lainnya.
Sebagian besar ikan ini diperoleh dari hasil tangkapan di alam, pada
kondisi saat ini Betutu di alam sudah sangat langka diperoleh sehingga
hasil tangkapan semakin menurun jumlahnya. Dari data pemasaran 2 (dua)
tahun terakhir ikan Betutu yang keluar dari Propinsi Kalimantan Tengah
berjumlah 15.763 Kg pada tahun 2001 dan menurun menjadi 13.347,2 Kg pada
tahun 2002, hal ini akibat dari eksploitasi yang dilakukan secara terus
menerus tanpa diimbangi dengan pembudidayaan.
Propinsi Kalimantan Tengah dengan luas wilayah 153.564 Km2 meliputi
perairan umum yang terdiri dari sungai, danau dan rawa sekitar 2,29 juta
Ha, sungai besar yang ada berjumlah 11 (sebelas) buah dan 33 (tiga puluh
tiga) buah anak/ cabang sungai ; sementara danau yang ada berjumlah 455
(empat ratus lima puluh lima) buah.
Prospek pengembangan ikan Betutu cukup baik, terutama juga untuk memenuhi
permintaan konsumen dalam dan luar negeri dengan tanpa harus mengganggu
kelestarian alam. Hal ini didukung dengan mengingat Undang-Undang Nomor 9
Tahun 1985 tentang Perikanan.
Dalam upaya memanfaatkan peluang dan mengatasi permasalahan tersebut,
salah satu perusahaan yang ada di Kalimantan Tengah yaitu CV.Zippora
Anggun selaku eksportir yang berusaha dibidang ikan konsumsi (ikan Betutu)
telah berupaya dalam mengatasi permasalahan pembenihan dan penyediaan ikan
Betutu dalam bentuk mendirikan hatchery dan pembesaran yang saat ini
terbentur biaya dan diharapkan dapat bekerja sama dengan pihak investor
yang berminat dibidang usaha tersebut.

Lokasi dan Tempat Usaha

Sesuai hasil survei yang dilaksanakan oleh perusahaan CV.Zippora Anggun
bekerja sama dengan Dinas Kelautan dan Perikanan Kalimantan Tengah bahwa
daerah yang cocok untuk pengembangan ikan Betutu, yaitu daerah pasang
surut seperti di Kabupaten Pulang Pisau tepatnya di Desa Henda (antara
Palangka Raya dan Pulang Pisau). Daerah tersebut memenuhi persyaratan
pembudidayaan ikan Betutu dengan pertimbangan tanah padat dan berlumpur
serta ketinggian pasang surut mencapai 1,5 meter, dekat dengan perairan
sungai Kahayan.
Adapun kapasitas lahan yang telah tersedia dan dimiliki oleh perusahaan
tersebut saat ini dengan luas 10 Ha (100.000 m2) yang sedang digarap, dan
diharapkan pengembangannya mencapai 50 Ha (500.000 m2).
Kebutuhan Investasi

Mengingat dana yang dimiliki oleh perusahaan tersebut sangat terbatas,
diharapkan dari pihak luar (investor) bisa bekerja sama dalam mewujudkan
usaha tersebut diatas dengan perincian biaya :
- Pengelolaan tanah (pembuatan kolam) per hektar untuk tahap
pertama 10 Ha x Rp. 100.000.000 = Rp.
1.000.000.000,-
- Bangunan hatchery (tempat Pembenihan, peralatan dan bangunan
lainnya) =
Rp. 500.000.000,-
- Pengamanan (pagar dan lainnya) = Rp.
250.000.000,-
- Pakan dan obat-obatan =
Rp. 100.000.000,-
- Pengadaan dan perawatan induk = Rp.
50.000.000,-
- Gaji karyawan @ 1.000.000 / bulan x 20 orang x 12 bulan =

Rp. 240.000.000,-

Rp. 2.140.000.000,-
Apabila pengembangannya mencapai 50 Ha biaya yang diperlukan
mencapai Rp. 10.700.000.000,-

Pemasaran dan penjualan

Pemasaran saat ini ke daerah Pulau Jawa terutama Jakarta, Surabaya dan
sebagian dieksor via Jakarta tujuan Malasia dan Singapura. Adapun
pembelian ditingkat masyarakat Rp. 50.000 / kg, ditingkat penampungan Rp.
65.000 / kg, sedangkan harga jual di daerah tujuan Rp. 105.000 dan di luar
negeri harga mencapai Rp. 130.000 / kg.

Potensi Alam

Propinsi Kalimantan Tengah dengan luas wilayah 153.564 Km2 meliputi
perairan umum yang terdiri dari sungai, danau dan rawa sekitar 2,29 juta
Ha, sungai besar yang ada berjumlah 11 (sebelas) buah dan 33 (tiga puluh
tiga) buah anak/ cabang sungai ; sementara danau yang ada berjumlah 455
(empat ratus lima puluh lima) buah. Potensi ikan Betutu sekitar 200 ton
per tahun dengan produksi tangkap tahun 2002 13.347,2 Kg dan sebagian ikan
ini dibawa ke Banjarmasin dengan jumlah mencapai 30 ton per tahun.

Teknologi Pembenihan

Induk ikan Betutu yang akan dipijah berukuran 800 – 1.500 gram per ekor.
Pasalnya ada korelasi positif antara bobot induk dengan jumlah telur yang
dihasilkan induk dengan kisaran bobot tersebut diatas dapat menghasilkan
telur sebanyak 5.000 – 30.000 butir. Jumlah telur sangat bervariasi
tergantung kondisi induk dan tingkat kematangan gonad. Induk-induk ikan
betutu yang akan dipijah harus diperhatikan secara praktis tingkat
kematangan gonad induk ikan betina dapat diketahui dari ukuran celah
genitalnya. Induk ikan jantan juga kelihatan warna merah disekitar lubang
pelepas. Ada kalanya jika bagian bawah perut diurut akan keluar cairan
berwarna putih.
Pemijahan induk ikan Betutu dapat dilakukan secara alami atau dengan
stimulasi hormon. Pemijahan betutu tidak mengenal musim dan dapat
berlangsung sepanjang tahun tiga sampai empat kali setahun. Kemauan
memijah biasanya akan meningkat pada musim hujan, sebaliknya kurang pada
musim kemarau.
a. Pemijahan alami
Tempat pemijahan betutu dilakukan di kolam tanah dan bak fiber glass.
Penebaran induk antara jantan dan betina 1 : 1. Padat penebarannya
dilakukan untuk 100 ekor induk pada luasan kolam 20 x 30 m, kedalaman 1 –
2 m, dasar dan pinggir kolam bersiring tembok, memiliki pergantian air
secara terus menerus, tempat pemijahan harus dilengkapi saluran pemasukan
air (inlet) dan saluran pembuangan (outlet).
Telur dikeluarkan dari tubuh betina yang sudah matang gonad dengan
menyemprotkannya ke substrat. Substrat untuk penempelan telur tersebut
terbuat dari potongan pipa paralon berukuran 4 – 6 inchi yang dibelah dan
kemudian diikat kembali guna memudahkan pada saat mengecek keberadaan
telur. Jumlah sarang yang ditempatkan dalam kolam bekisar 20 – 30 buah
untuk sejumlah pasang induk tersebut.
setiap induk bertelur pada substrat membentuk lingkaran yang diselimuti
lendir. Telur tersebut dipindahkan ke aquarium bervolume 40 – 60 liter.
Kedalam aquarium dapat diisi 2 – 3 sarang dan diberi aerasi untuk suplay
udara sampai telur menetas.

b. Kawin suntik
Tujuan kawin suntik yaitu untuk mendapatkan produksi telur dalam julah
lebih banyak, yang memungkinkan benih ikan diproduksikan secara masal dan
terjadwal.
Hal ini dilakukan jika fasilitas hatchery untuk pemeliharaan larva cukup
memadai, sehingga pengaruh kegagalan bisa dikurangi. Hormon yang digunakan
untuk menstimulasi pemijahan Betutu adalah ovaprim.
Hormon disuntikan ketubuh ikan secara intra muscular pada bagian dorsal
dekat sirip punggung. Penyuntikan dilakukan 2 kali dosis yang dianjurkan
0,5 ml/ kg bobot badan. Selang waktu penyuntikan pertama dan kedua
berkisar 10 – 12 jam. Waktu ovulasi induk-induk antara 36 – 60 jam.

edited by Adit J

1 comment: