Wednesday, August 18, 2010

prospek usaha lobster air tawar

Marketing : Adit (0812 662 4523) CV Radewa Solusindo







Lobster Air Tawar atau Freshwater Crayfish merupakan binatang air yang cukup mudah untuk dibudidayakan. Harganya yang cukup tinggi, sekitar 150-250 ribu rupiah/kg, membuat budidaya lobster air tawar menjanjikan keuntungan bila dilakukan dengan teknik yang benar. Habitat asli Lobster Air Tawar adalah di sungai dan di rawa-rawa serta danau. Namun demikian, banyak sarana yang dapat digunakan
Media budidaya lobster air tawar ini sangat bervariasi. Pada umumnya Lobster Air Tawar dibudidayakan secara extensif pada kolam tanah. Pada budidaya secara extensif petani hanya menaruh indukan pada kolam tersebut pada masa berkala kolam tersebut dikeringkan dan lobster yang sudah memenuhi ukuran komersial akan dijual dan sisanya akan dikembalikan ke kolam tersebut. Pada budidaya secara intensif petani mulai memberi pakan ke dalam kolam dengan berbagai macam makan sayur-sayuran termasuk pakan komersil.

Budidaya secara intensif memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan secara extensive. Media lain yang sering digunakan adalah kolam semen atau kolam fiber (Tank). Kolam semen dan kolam fiber ini banyak digunakan untuk membesarkan burayak sampai berat sekitar 5 cm. Di Indonesia budidaya lobster air tawar banyak dilakukan dalam sekala perumahan terutama pada pembenihan.


Budidaya lobster air tawar sangat cepat dan gampang, tidak seperti udang windu atau udang galah yang relatif lebih sedikit dan rumit. Orang awam pun dapat melakukannya sendiri baik dalam skala usaha kecil maupun besar. Dengan sedikit modal dan kemauan yang kuat, setiap orang dapat membudidayakan lobster air tawar. Lobster air tawar tidak mudah stres dan tidak mudah terserang penyakit. Asalkan kebutuhan pakan, kualitas air, dan kebutuhan oksigen terpenuhi maka lobster dapat tumbuh dan berkembang biak dengan cepat. Jika dilihat dari iklim dan siklus musimnya, Indonesia memiliki potensi yang sangat besar untuk melakukan budi daya lobster air tawar sepanjang tahun. Lobster air tawar yang umumnya bertelur 4–5 kali dalam setahun dapat dimanfaatkan secara maksimal. Selain kondisi iklim yang sangat mendukung, sumber pakan alami bagi lobster tersedia cukup banyak di alam dan mudah diperoleh. Dengan pakan alami tersebut, lobster akan tumbuh dengan cepat. Oleh karena budi daya lobster tidaklah sulit maka bisnis ini dapat digunakan sebagai usaha sampingan.

Contact Person : Adit (0812 662 4523) CV Radewa Solusindo

prospek ikan bilis

Marketing : Adit (0812 662 4523) CV Radewa Solusindo






Sepintas bentuknya mirip teri namun ikan bilih memiliki ukuran yang lebih besar dibandingkan teri yaitu berukuran antara 6-12 cm. Selain memiliki sensasi rasa yang lezat dan gurih seperti teri, ikan bilih juga dapat dimakan dari kepala hingga ekor. Siapa sangka ikan bilih yang dikenal dengan nama ilmiah Mystacoleucus padangensis ini dalam bahasa minang bilih berarti iblis. Ikan bilih menjadi daya tarik yang dimiliki oleh Sumatera Barat karena bilih merupakan salah satu jenis ikan endemik yang hanya dapat dijumpai di Danau Singkarak. Berdasarkan catatan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Barat, tangkapan ikan bilih tahun 2008 sebesar 961 ton atau 11,25% dari total tangkapan di perairan umum.

Sambil menikmati teduhnya pemandangan Danau Singkarak tak lengkap rasanya bila tidak mencicipi ikan bilih yang renyah di lidah. Di tepian danau banyak terdapat kedai yang menjual ikan bilih untuk dimakan atau dibawa pulang. Harga ikan bilih di kedai memang sedikit lebih mahal jika dibandingkan membeli dari pengolahnya langsung. Harga ikan bilih di kedai berkisar antara Rp80.000-90.000 per kg. Namun, hati-hati bila hendak membeli, salah-salah ikan bilih yang anda beli bukanlah bilih asli Singkarak tetapi bilih dari Danau Toba yang ukurannya lebih besar dan ditempat asalnya dikenal dengan nama ikan pora-pora. Menurut penduduk setempat, ikan bilih dari mahninjau memiliki cita rasa khas dan lebih nikmat dibandingkan ikan pora-pora.

Sebagai bahan pangan, daging ikan bilih (Mystacoleusus padangensis) yang hidup dan berkembang biak di Danau Singkarak, Kabupaten Solok dan Tanah Datar, Sumatera Barat adalah sumber protein, lemak dan vitamin yang baik dan prospektif sehingga bisa menjadi pilihan tepat sebagai sumber pangan alternatif untuk masa depan. Seluruh bagian ikan bilih dapat dimakan. Kepala ikan bilih banyak mengandung protein untuk pembangun dan perlindungan sel-sel tubuh yang rusak. Disamping itu mengkonsumsi ikan bilih dapat menurunkan resiko terkena kolesterol.

Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Barat

Pengolah Bilih
Ikan bilih tidak hanya sekedar ikon Danau Maninjau tetapi juga telah menjadi sumber rezeki bagi nelayan di sekitar danau. Menurut Asnimar, ketua Kelompok Pengolah Ikan Ompas Baringin Jaya, setidaknya ada sekitar 400 KK di Kab Tanah Datar menggantungkan hidupnya dari mencari ikan di Danau Singkarak. Ompas Baringin Jaya berdiri sejak 27 April 2006 terdiri dari 24 orang pengolah dan 23 nelayan. Ibu-ibu bertugas mengolah hasil tangkapan dari suami-suami mereka.

Rata-rata dalam sebulan Ompas Baringin Jaya (OBJ) mampu memproduksi hingga 350 kg ikan bilih kering. Ada 7 jenis produk dari bahan baku ikan bilih yang dihasilkan oleh kelompok ini yaitu bilih goreng (Rp50.000/kg), serundeng bilih (Rp70.000/kg), bilih kering (Rp45.000/kg), bilih salai (Rp100.000/kg), randang pensi (Rp80.000/kg), bilih kering jemur (50.000/kg) dan pangek bilih (Rp80.000/kg). Olahan ikan bilih produksi OBJ dijamin lezat karena menggunakan bumbu-bumbu alami dan tanpa bahan pengawet. Tidak hanya dipasarkan sebatas wilayah Sumatera Barat, produksi olahan ikan bilih OBJ juga dipasarkan ke provinsi lain seperti DKI Jakarta, Surabaya dan Kalimatan Barat.
Herman Kando pemilik usaha pengolahan bilih dengan merek “Bilih7Muaro” dalam satu bulan rata-rata memproduksi ikan bilih kering sebanyak 100-140 kg per bulan. Menurutnya, meskipun tanpa ditambahkan bahan pengawet ikan bilih dari Danau Singkarak dapat bertahan mutunya hingga tiga bulan lamanya dalam kemasan. “Bilih7Muaro” dipasarkan ke wilayah Jakarta, Bandung dan Batam. Pasokan ikan bilih untuk wilayah Bandung sebesar 40 kg per bulan, DKI Jakarta sebesar 40 kg per bulan dan Batam sebesar 20 kg per minggu. Ia mematok sebesar Rp70.000 untuk setiap kilogram bilih kering yang dijualnya, “harga tersebut sudah termasuk ongkos kirim,” ucapnya.

Kendala
Kendala yang dihadapi oleh pengolah ikan bilih adalah ketersediaan bahan baku. Menurut nelayan, saat ini tangkapan ikan bilih jauh berkurang dibandingkan tahun-tahun sebelumnya karena tangkapan berlebih, mata jaring nelayan semakin kecil dan maraknya penangkapan menggunakan bom yang merusak habitat ikan bilih. Sebagai ikan endemik Danau Singkarak, ikan bilih belum dapat dibudidayakan diluar habitat aslinya. Oleh karena itu, mari bersama menjaga kelestarian Danau Maninjau agar tetap bisa menikmati kriuknya ikan bilih.

edited by Adit J


Contact Person : Adit (0812 662 4523) CV Radewa Solusindo

prospek usaha ikan betutu

Marketing : Adit (0812 662 4523) CV Radewa Solusindo






Peluang Investasi di Bidang Pembenihan dan Pemasaran Ikan Betutu (
Oxyeleotris Marmorata Blkr) di Kalimantan Tengah

Benih merupakan bagian utama dalam budidaya ikan. Pada tingkatan yang
sederhana benih ikan dapat diperoleh dari hasil penangkapan di periakan
umum, sedang pada tingkat yang lebih maju dapat diperoleh dari hasil
pembenihan ikan milik petani (swasta) maupun dari Balai Benih Ikan (BBI)
milik Pemerintah.
Ikan Betutu / bakut (Oxyeleotris marmorata) atau marbled goby alias ikan
bodoh / malas terbilang ikan konsumsi mahal, namun belum ada yang sangat
serius mengelola pembenihannya, akibatnya perkembangbiakannya sangat
menghawatirkan, sehingga populasi dari tahun ke tahun semakin menurun.
Kondisi ini perlu segera dicari solusinya agar ikan betutu bisa
ditingkatkan jumlahnya, apalagi dengan harganya yang tinggi ini, maka
banyak orang yang lebih suka memburunya, akibat diburu inilah semakin
mempercepat kemusnahannya.
Pasokannya sampai saat ini masih kurang karena mengandalkan tangkapan dari
alam sehingga dikhawatirkan sudah terjadi over fishing atau melebihi
tingkat produksi alam yang normal. Bila ikan betutu terus ditangkapi
akibat permintaan dan harga jual yang tinggi, lama kelamaan populasinya
akan menjadi langka. Budidaya mencakup kegiatan produksi benih dan
pembesaran ikan betutu merupakan suatu alternatif rasional yang harus
ditempuh.
Ikan betutu sebagai ikan air tawar, banyak ditemukan diperairan Kalimantan
Tengah. Habitatnya meliputi air tawar dan payau, sungai-sungai yang tidak
jauh dari muara atau pantai, berarus tenang dan berlumpur, rawa serta
danau dengan dasar berlumpur, ia senang terbenam dicelah dan termasuk ikan
labirin karena mampu hidup diperairan yang keruh dengan bantuan
lembar-lembar labirin pada lapis insangnya.

Latar belakang

Konsumen utama Betutu adalah masyarakat luar dari Kalimantan Tengah,
terutama Pulau Jawa melalui penjualan ke restoran berbintang dengan harga
yang menggiurkan dan juga merupakan komoditas ekspor dengan Negara tujuan
Amerika Serikat, Cina / Hongkong, Australia, Singapura, Malasia dan Negara
lainnya.
Sebagian besar ikan ini diperoleh dari hasil tangkapan di alam, pada
kondisi saat ini Betutu di alam sudah sangat langka diperoleh sehingga
hasil tangkapan semakin menurun jumlahnya. Dari data pemasaran 2 (dua)
tahun terakhir ikan Betutu yang keluar dari Propinsi Kalimantan Tengah
berjumlah 15.763 Kg pada tahun 2001 dan menurun menjadi 13.347,2 Kg pada
tahun 2002, hal ini akibat dari eksploitasi yang dilakukan secara terus
menerus tanpa diimbangi dengan pembudidayaan.
Propinsi Kalimantan Tengah dengan luas wilayah 153.564 Km2 meliputi
perairan umum yang terdiri dari sungai, danau dan rawa sekitar 2,29 juta
Ha, sungai besar yang ada berjumlah 11 (sebelas) buah dan 33 (tiga puluh
tiga) buah anak/ cabang sungai ; sementara danau yang ada berjumlah 455
(empat ratus lima puluh lima) buah.
Prospek pengembangan ikan Betutu cukup baik, terutama juga untuk memenuhi
permintaan konsumen dalam dan luar negeri dengan tanpa harus mengganggu
kelestarian alam. Hal ini didukung dengan mengingat Undang-Undang Nomor 9
Tahun 1985 tentang Perikanan.
Dalam upaya memanfaatkan peluang dan mengatasi permasalahan tersebut,
salah satu perusahaan yang ada di Kalimantan Tengah yaitu CV.Zippora
Anggun selaku eksportir yang berusaha dibidang ikan konsumsi (ikan Betutu)
telah berupaya dalam mengatasi permasalahan pembenihan dan penyediaan ikan
Betutu dalam bentuk mendirikan hatchery dan pembesaran yang saat ini
terbentur biaya dan diharapkan dapat bekerja sama dengan pihak investor
yang berminat dibidang usaha tersebut.

Lokasi dan Tempat Usaha

Sesuai hasil survei yang dilaksanakan oleh perusahaan CV.Zippora Anggun
bekerja sama dengan Dinas Kelautan dan Perikanan Kalimantan Tengah bahwa
daerah yang cocok untuk pengembangan ikan Betutu, yaitu daerah pasang
surut seperti di Kabupaten Pulang Pisau tepatnya di Desa Henda (antara
Palangka Raya dan Pulang Pisau). Daerah tersebut memenuhi persyaratan
pembudidayaan ikan Betutu dengan pertimbangan tanah padat dan berlumpur
serta ketinggian pasang surut mencapai 1,5 meter, dekat dengan perairan
sungai Kahayan.
Adapun kapasitas lahan yang telah tersedia dan dimiliki oleh perusahaan
tersebut saat ini dengan luas 10 Ha (100.000 m2) yang sedang digarap, dan
diharapkan pengembangannya mencapai 50 Ha (500.000 m2).
Kebutuhan Investasi

Mengingat dana yang dimiliki oleh perusahaan tersebut sangat terbatas,
diharapkan dari pihak luar (investor) bisa bekerja sama dalam mewujudkan
usaha tersebut diatas dengan perincian biaya :
- Pengelolaan tanah (pembuatan kolam) per hektar untuk tahap
pertama 10 Ha x Rp. 100.000.000 = Rp.
1.000.000.000,-
- Bangunan hatchery (tempat Pembenihan, peralatan dan bangunan
lainnya) =
Rp. 500.000.000,-
- Pengamanan (pagar dan lainnya) = Rp.
250.000.000,-
- Pakan dan obat-obatan =
Rp. 100.000.000,-
- Pengadaan dan perawatan induk = Rp.
50.000.000,-
- Gaji karyawan @ 1.000.000 / bulan x 20 orang x 12 bulan =

Rp. 240.000.000,-

Rp. 2.140.000.000,-
Apabila pengembangannya mencapai 50 Ha biaya yang diperlukan
mencapai Rp. 10.700.000.000,-

Pemasaran dan penjualan

Pemasaran saat ini ke daerah Pulau Jawa terutama Jakarta, Surabaya dan
sebagian dieksor via Jakarta tujuan Malasia dan Singapura. Adapun
pembelian ditingkat masyarakat Rp. 50.000 / kg, ditingkat penampungan Rp.
65.000 / kg, sedangkan harga jual di daerah tujuan Rp. 105.000 dan di luar
negeri harga mencapai Rp. 130.000 / kg.

Potensi Alam

Propinsi Kalimantan Tengah dengan luas wilayah 153.564 Km2 meliputi
perairan umum yang terdiri dari sungai, danau dan rawa sekitar 2,29 juta
Ha, sungai besar yang ada berjumlah 11 (sebelas) buah dan 33 (tiga puluh
tiga) buah anak/ cabang sungai ; sementara danau yang ada berjumlah 455
(empat ratus lima puluh lima) buah. Potensi ikan Betutu sekitar 200 ton
per tahun dengan produksi tangkap tahun 2002 13.347,2 Kg dan sebagian ikan
ini dibawa ke Banjarmasin dengan jumlah mencapai 30 ton per tahun.

Teknologi Pembenihan

Induk ikan Betutu yang akan dipijah berukuran 800 – 1.500 gram per ekor.
Pasalnya ada korelasi positif antara bobot induk dengan jumlah telur yang
dihasilkan induk dengan kisaran bobot tersebut diatas dapat menghasilkan
telur sebanyak 5.000 – 30.000 butir. Jumlah telur sangat bervariasi
tergantung kondisi induk dan tingkat kematangan gonad. Induk-induk ikan
betutu yang akan dipijah harus diperhatikan secara praktis tingkat
kematangan gonad induk ikan betina dapat diketahui dari ukuran celah
genitalnya. Induk ikan jantan juga kelihatan warna merah disekitar lubang
pelepas. Ada kalanya jika bagian bawah perut diurut akan keluar cairan
berwarna putih.
Pemijahan induk ikan Betutu dapat dilakukan secara alami atau dengan
stimulasi hormon. Pemijahan betutu tidak mengenal musim dan dapat
berlangsung sepanjang tahun tiga sampai empat kali setahun. Kemauan
memijah biasanya akan meningkat pada musim hujan, sebaliknya kurang pada
musim kemarau.
a. Pemijahan alami
Tempat pemijahan betutu dilakukan di kolam tanah dan bak fiber glass.
Penebaran induk antara jantan dan betina 1 : 1. Padat penebarannya
dilakukan untuk 100 ekor induk pada luasan kolam 20 x 30 m, kedalaman 1 –
2 m, dasar dan pinggir kolam bersiring tembok, memiliki pergantian air
secara terus menerus, tempat pemijahan harus dilengkapi saluran pemasukan
air (inlet) dan saluran pembuangan (outlet).
Telur dikeluarkan dari tubuh betina yang sudah matang gonad dengan
menyemprotkannya ke substrat. Substrat untuk penempelan telur tersebut
terbuat dari potongan pipa paralon berukuran 4 – 6 inchi yang dibelah dan
kemudian diikat kembali guna memudahkan pada saat mengecek keberadaan
telur. Jumlah sarang yang ditempatkan dalam kolam bekisar 20 – 30 buah
untuk sejumlah pasang induk tersebut.
setiap induk bertelur pada substrat membentuk lingkaran yang diselimuti
lendir. Telur tersebut dipindahkan ke aquarium bervolume 40 – 60 liter.
Kedalam aquarium dapat diisi 2 – 3 sarang dan diberi aerasi untuk suplay
udara sampai telur menetas.

b. Kawin suntik
Tujuan kawin suntik yaitu untuk mendapatkan produksi telur dalam julah
lebih banyak, yang memungkinkan benih ikan diproduksikan secara masal dan
terjadwal.
Hal ini dilakukan jika fasilitas hatchery untuk pemeliharaan larva cukup
memadai, sehingga pengaruh kegagalan bisa dikurangi. Hormon yang digunakan
untuk menstimulasi pemijahan Betutu adalah ovaprim.
Hormon disuntikan ketubuh ikan secara intra muscular pada bagian dorsal
dekat sirip punggung. Penyuntikan dilakukan 2 kali dosis yang dianjurkan
0,5 ml/ kg bobot badan. Selang waktu penyuntikan pertama dan kedua
berkisar 10 – 12 jam. Waktu ovulasi induk-induk antara 36 – 60 jam.

edited by Adit J


Contact Person : Adit (0812 662 4523) CV Radewa Solusindo

prospek ikan betutu


Peluang Investasi di Bidang Pembenihan dan Pemasaran Ikan Betutu (
Oxyeleotris Marmorata Blkr) di Kalimantan Tengah

Benih merupakan bagian utama dalam budidaya ikan. Pada tingkatan yang
sederhana benih ikan dapat diperoleh dari hasil penangkapan di periakan
umum, sedang pada tingkat yang lebih maju dapat diperoleh dari hasil
pembenihan ikan milik petani (swasta) maupun dari Balai Benih Ikan (BBI)
milik Pemerintah.
Ikan Betutu / bakut (Oxyeleotris marmorata) atau marbled goby alias ikan
bodoh / malas terbilang ikan konsumsi mahal, namun belum ada yang sangat
serius mengelola pembenihannya, akibatnya perkembangbiakannya sangat
menghawatirkan, sehingga populasi dari tahun ke tahun semakin menurun.
Kondisi ini perlu segera dicari solusinya agar ikan betutu bisa
ditingkatkan jumlahnya, apalagi dengan harganya yang tinggi ini, maka
banyak orang yang lebih suka memburunya, akibat diburu inilah semakin
mempercepat kemusnahannya.
Pasokannya sampai saat ini masih kurang karena mengandalkan tangkapan dari
alam sehingga dikhawatirkan sudah terjadi over fishing atau melebihi
tingkat produksi alam yang normal. Bila ikan betutu terus ditangkapi
akibat permintaan dan harga jual yang tinggi, lama kelamaan populasinya
akan menjadi langka. Budidaya mencakup kegiatan produksi benih dan
pembesaran ikan betutu merupakan suatu alternatif rasional yang harus
ditempuh.
Ikan betutu sebagai ikan air tawar, banyak ditemukan diperairan Kalimantan
Tengah. Habitatnya meliputi air tawar dan payau, sungai-sungai yang tidak
jauh dari muara atau pantai, berarus tenang dan berlumpur, rawa serta
danau dengan dasar berlumpur, ia senang terbenam dicelah dan termasuk ikan
labirin karena mampu hidup diperairan yang keruh dengan bantuan
lembar-lembar labirin pada lapis insangnya.

Latar belakang

Konsumen utama Betutu adalah masyarakat luar dari Kalimantan Tengah,
terutama Pulau Jawa melalui penjualan ke restoran berbintang dengan harga
yang menggiurkan dan juga merupakan komoditas ekspor dengan Negara tujuan
Amerika Serikat, Cina / Hongkong, Australia, Singapura, Malasia dan Negara
lainnya.
Sebagian besar ikan ini diperoleh dari hasil tangkapan di alam, pada
kondisi saat ini Betutu di alam sudah sangat langka diperoleh sehingga
hasil tangkapan semakin menurun jumlahnya. Dari data pemasaran 2 (dua)
tahun terakhir ikan Betutu yang keluar dari Propinsi Kalimantan Tengah
berjumlah 15.763 Kg pada tahun 2001 dan menurun menjadi 13.347,2 Kg pada
tahun 2002, hal ini akibat dari eksploitasi yang dilakukan secara terus
menerus tanpa diimbangi dengan pembudidayaan.
Propinsi Kalimantan Tengah dengan luas wilayah 153.564 Km2 meliputi
perairan umum yang terdiri dari sungai, danau dan rawa sekitar 2,29 juta
Ha, sungai besar yang ada berjumlah 11 (sebelas) buah dan 33 (tiga puluh
tiga) buah anak/ cabang sungai ; sementara danau yang ada berjumlah 455
(empat ratus lima puluh lima) buah.
Prospek pengembangan ikan Betutu cukup baik, terutama juga untuk memenuhi
permintaan konsumen dalam dan luar negeri dengan tanpa harus mengganggu
kelestarian alam. Hal ini didukung dengan mengingat Undang-Undang Nomor 9
Tahun 1985 tentang Perikanan.
Dalam upaya memanfaatkan peluang dan mengatasi permasalahan tersebut,
salah satu perusahaan yang ada di Kalimantan Tengah yaitu CV.Zippora
Anggun selaku eksportir yang berusaha dibidang ikan konsumsi (ikan Betutu)
telah berupaya dalam mengatasi permasalahan pembenihan dan penyediaan ikan
Betutu dalam bentuk mendirikan hatchery dan pembesaran yang saat ini
terbentur biaya dan diharapkan dapat bekerja sama dengan pihak investor
yang berminat dibidang usaha tersebut.

Lokasi dan Tempat Usaha

Sesuai hasil survei yang dilaksanakan oleh perusahaan CV.Zippora Anggun
bekerja sama dengan Dinas Kelautan dan Perikanan Kalimantan Tengah bahwa
daerah yang cocok untuk pengembangan ikan Betutu, yaitu daerah pasang
surut seperti di Kabupaten Pulang Pisau tepatnya di Desa Henda (antara
Palangka Raya dan Pulang Pisau). Daerah tersebut memenuhi persyaratan
pembudidayaan ikan Betutu dengan pertimbangan tanah padat dan berlumpur
serta ketinggian pasang surut mencapai 1,5 meter, dekat dengan perairan
sungai Kahayan.
Adapun kapasitas lahan yang telah tersedia dan dimiliki oleh perusahaan
tersebut saat ini dengan luas 10 Ha (100.000 m2) yang sedang digarap, dan
diharapkan pengembangannya mencapai 50 Ha (500.000 m2).
Kebutuhan Investasi

Mengingat dana yang dimiliki oleh perusahaan tersebut sangat terbatas,
diharapkan dari pihak luar (investor) bisa bekerja sama dalam mewujudkan
usaha tersebut diatas dengan perincian biaya :
- Pengelolaan tanah (pembuatan kolam) per hektar untuk tahap
pertama 10 Ha x Rp. 100.000.000 = Rp.
1.000.000.000,-
- Bangunan hatchery (tempat Pembenihan, peralatan dan bangunan
lainnya) =
Rp. 500.000.000,-
- Pengamanan (pagar dan lainnya) = Rp.
250.000.000,-
- Pakan dan obat-obatan =
Rp. 100.000.000,-
- Pengadaan dan perawatan induk = Rp.
50.000.000,-
- Gaji karyawan @ 1.000.000 / bulan x 20 orang x 12 bulan =

Rp. 240.000.000,-

Rp. 2.140.000.000,-
Apabila pengembangannya mencapai 50 Ha biaya yang diperlukan
mencapai Rp. 10.700.000.000,-

Pemasaran dan penjualan

Pemasaran saat ini ke daerah Pulau Jawa terutama Jakarta, Surabaya dan
sebagian dieksor via Jakarta tujuan Malasia dan Singapura. Adapun
pembelian ditingkat masyarakat Rp. 50.000 / kg, ditingkat penampungan Rp.
65.000 / kg, sedangkan harga jual di daerah tujuan Rp. 105.000 dan di luar
negeri harga mencapai Rp. 130.000 / kg.

Potensi Alam

Propinsi Kalimantan Tengah dengan luas wilayah 153.564 Km2 meliputi
perairan umum yang terdiri dari sungai, danau dan rawa sekitar 2,29 juta
Ha, sungai besar yang ada berjumlah 11 (sebelas) buah dan 33 (tiga puluh
tiga) buah anak/ cabang sungai ; sementara danau yang ada berjumlah 455
(empat ratus lima puluh lima) buah. Potensi ikan Betutu sekitar 200 ton
per tahun dengan produksi tangkap tahun 2002 13.347,2 Kg dan sebagian ikan
ini dibawa ke Banjarmasin dengan jumlah mencapai 30 ton per tahun.

Teknologi Pembenihan

Induk ikan Betutu yang akan dipijah berukuran 800 – 1.500 gram per ekor.
Pasalnya ada korelasi positif antara bobot induk dengan jumlah telur yang
dihasilkan induk dengan kisaran bobot tersebut diatas dapat menghasilkan
telur sebanyak 5.000 – 30.000 butir. Jumlah telur sangat bervariasi
tergantung kondisi induk dan tingkat kematangan gonad. Induk-induk ikan
betutu yang akan dipijah harus diperhatikan secara praktis tingkat
kematangan gonad induk ikan betina dapat diketahui dari ukuran celah
genitalnya. Induk ikan jantan juga kelihatan warna merah disekitar lubang
pelepas. Ada kalanya jika bagian bawah perut diurut akan keluar cairan
berwarna putih.
Pemijahan induk ikan Betutu dapat dilakukan secara alami atau dengan
stimulasi hormon. Pemijahan betutu tidak mengenal musim dan dapat
berlangsung sepanjang tahun tiga sampai empat kali setahun. Kemauan
memijah biasanya akan meningkat pada musim hujan, sebaliknya kurang pada
musim kemarau.
a. Pemijahan alami
Tempat pemijahan betutu dilakukan di kolam tanah dan bak fiber glass.
Penebaran induk antara jantan dan betina 1 : 1. Padat penebarannya
dilakukan untuk 100 ekor induk pada luasan kolam 20 x 30 m, kedalaman 1 –
2 m, dasar dan pinggir kolam bersiring tembok, memiliki pergantian air
secara terus menerus, tempat pemijahan harus dilengkapi saluran pemasukan
air (inlet) dan saluran pembuangan (outlet).
Telur dikeluarkan dari tubuh betina yang sudah matang gonad dengan
menyemprotkannya ke substrat. Substrat untuk penempelan telur tersebut
terbuat dari potongan pipa paralon berukuran 4 – 6 inchi yang dibelah dan
kemudian diikat kembali guna memudahkan pada saat mengecek keberadaan
telur. Jumlah sarang yang ditempatkan dalam kolam bekisar 20 – 30 buah
untuk sejumlah pasang induk tersebut.
setiap induk bertelur pada substrat membentuk lingkaran yang diselimuti
lendir. Telur tersebut dipindahkan ke aquarium bervolume 40 – 60 liter.
Kedalam aquarium dapat diisi 2 – 3 sarang dan diberi aerasi untuk suplay
udara sampai telur menetas.

b. Kawin suntik
Tujuan kawin suntik yaitu untuk mendapatkan produksi telur dalam julah
lebih banyak, yang memungkinkan benih ikan diproduksikan secara masal dan
terjadwal.
Hal ini dilakukan jika fasilitas hatchery untuk pemeliharaan larva cukup
memadai, sehingga pengaruh kegagalan bisa dikurangi. Hormon yang digunakan
untuk menstimulasi pemijahan Betutu adalah ovaprim.
Hormon disuntikan ketubuh ikan secara intra muscular pada bagian dorsal
dekat sirip punggung. Penyuntikan dilakukan 2 kali dosis yang dianjurkan
0,5 ml/ kg bobot badan. Selang waktu penyuntikan pertama dan kedua
berkisar 10 – 12 jam. Waktu ovulasi induk-induk antara 36 – 60 jam.

edited by Adit J